Terlalu banyak kesedihan belakangan ini. Ia datang bertubi-tubi. Bahkan seolah kita belum tuntas mengusap air mata, kabar lain datang. Sama. Tentang yang kita cintai telah tiada.
SYOK! Berita itu datang menghentak: menghancurkan sesaat kesadaran dan meluluhlantakkan perasaan. Tiba-tiba saja dunia seolah berhenti. Ulu hati terasa perih.
“Innalillahi wainailahi rojiun. Telah meninggal dunia sahabat kita, Gugus Restanto Edi,” begitu kira-kira pesan yang menerobos grup percakapan FH UB 98. Petang itu, Kamis, 8 Juli 2021.